SEWA INNOVA SALATIGA – Seperti yang kita tahu bahwa di Eropa masalah lingkungan hidup sangat mereka perhatikan, kita ambil saja contoh dari kasus emisi euro, dimana setiap 4-5 tahun eropa menerapkan penurunan emisi kendaraan, yang sejak tahun 90’an hadirlah euro 1 hingga saat ini hadir euro 6. Tentunya hal tersebut membuat pusing para produsen kendaraan, karena mereka harus memutar otak melakukan riset agar kendaraan bisa minim emisi.
Dan dengan teknologi yang semakin maju maka hadirlah kendaraan listrik yang zero emission, tentunya eropa sangat senang dalam penyambutannya namun di balik itu semua muncullah masalah baru. Bagaimana bisa? kan sudah ramah lingkungan. Memang, EV sangat ramah lingkungan karena tidak ada polusi, namun yang jadi masalah adalah sumber daya baterai di dalamnya itu mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi seluruh makhluk hidup di alam ini apabila di buang begitu saja tanpa adanya proses daur ulang.
Anggota parlemen UE telah menyetujui aturan baterai perangkat digital baru. Tujuan utama dari aturan tersebut adalah untuk membuat baterai yang lebih ramah lingkungan, dan bisa dipakai kembali. Peraturan tersebut bakal mencakup siklus masa pakai baterai. Mulai dari ekstraksi bahan dan produksi industri, sampai proses pembuangan limbahnya. Peraturan tersebut akan berlaku untuk semua jenis baterai yang dijual di Uni Eropa. Termasuk baterai portabel yang dipakai untuk perangkat elektronik, baterai industri hingga baterai EV.
Nantinya semua perusahaan yang menujual baterai di pasar Uni Eropa, wajib menerapkan ‘kebijakan uji tuntas.’ Perusahaan juga harus bisa menangani risiko sosial dan lingkungan yang terkait dengan sumber, pemrosesan dan perdagangan bahan mentah, selain itu perusahaan juga wajib menggunakan persentase tertentu dari bahan daur ulang. Yakni terdiri dari 16% kobalt, 85% timbal, 6% litium dan 6% nikel.
Tidak berhenti sampai di situ. Uni Eropa juga telah menetapkan target pengumpulan untuk mengamankan aliran bahan daur ulang yang stabil. Dalam hal perangkat elektronik target ditetapkan sebesar 45% pada tahun 2023, dan 73% di tahun 2030. Jadi para produsen siap-siap yah untuk bisa menyesuaikan kebijakan terbaru ini.